Selasa, 15 November 2011

Air Mata Cintaku


Kasih,
Seandainya kau mengerti akan keperihan di hati ini alangkah bahagianya hidupku.
Aku tidak dapat menahan sesak di dada ini,
Yang sehingga air mata ku jatuh setiap kali hati kau sakiti

Tidak terniat hati ini untuk menitiskan air mata ini di hadapanmu,
Tapi hanya itu saja yg memberiku ketenangan
Ketika air mataku jatuh di situlah
rasa sakit yg amat sangat di dalam hati

Kasih,
Mengapa kah engkau sanggup membohongi diriku
Sedangkan aku sudah menjadi sebahagiaan dalam hidupmu
Tidak kah kau pernah rasa belas kasihan terhadap diriku
Setiap kali air mataku mengalir di hadapanmu

Seandainya aku bisa menahan air mata ini
Tidak sesekali aku mengeluarkannya
Di saat kita bersama kejujuranmu yang aku pinta

Kasih
Siapa aku dalam dirimu sehingga sanggup melihatku menderita
Kerana pembohonganmu..
. sampai bila ia akan berakhir

Kasih
Jika kau sayang dan
cinta padaku
Tunjukkan kepada aku
Yang kau benar-benar mencintaiku
Agar aku bisa mencintaimu dengan sepenuh hati

Kasihanilah diriku, kasihanilah hatiku
Dan kasihanilah air mataku ini,
Kerana aku sudah tidak sanggup menahan......

Cinta


Begitu indah bila di rasa
Membuat hidup penuh warna
Menyatukan satu rasa

Di saat ku merasakan rasa itu
Aku terpana
melihatnya
Sungguh indah makhluk ciptaan nya
Andai ku dapat menggengamnya
Kan ku jaga dia sekuat ragaku
Kan ku belai dia setulus hatiku
Kan ku ajak dia meniti syurga
-Mu

Aku tau tak mudah menjaga cinta
Tak mudah menerima cinta
Karena tak ada satupun orang yang sempurna
Tapi yakinlah
cinta akan abadi
Bila satu sama lain saling mempercayai
Dengan hati yang tulus untuk bisa mencintai
Love is Beautifull



Senin, 07 November 2011

Hidup

Hari terus berganti, seiring putaran bumi.
Langit biru berubah hitam, kehidupan terus berjalan.
Tanpa kepastian.
Kadang merasa raja, kadang merasa budak.
Begitulah hidup, akan terus berjalan.
Tanpa kepastian.
Hidup harus dijalani, hidup harus dinikmati, hidup harus diresapi.
Janganlah merasa: ”aku hidup mengalir searah takdirnya”.
Tapi harus percaya: ”takdir dapat kukendalikan dalam hidupku”.
Janganlah menyerah dengan aral rintangan,
Anggaplah sebagai tantangan, yg harus ditakhlukan.
Hidup berawal dari alam: Dewasakanlah dirimu, temukan jati dirimu, serta bersatulah dengan alam.
Maka engkau akan mendapat kedamaian sejati.
Hidup harus dijalani, hidup harus dinikmati, hidup harus diresapi.
Kehidupan akan terus mengalir, searah perkembangan makhluk dialam fana ini.

Do'a dikala ragu akan dirinya

Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan mejadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdirMu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh


Amin... Ya Rabbal 'Alamin
 

Rembulan

Rembulan tersenyum melihatku tersenyum.
Hamparan awan yang berjingkrak perlahan. Kibaskan mendung yang ada ketika ashar. Bekas titik air di atas genteng kamarku. Perlahan mengering, seirama dengan nyanyian malam yang mulai membuaiku dalam lamunan imajinasi. Rembulan masih tersenyum.

Canda sahabat yang mencoba menyebrangi akalku. Sedikit tertepiskan oleh kanyataan ketika aku mulai terbangunkan oleh suara lembut bidadari kemerahan. Tatih tapak kaki yang mulai terseok. Teteskan peluh yang keluar dari dahiku.

Rembulan seolah malu. Saat kutanya “Apakah negkau harus tersenyum setiap malam?”. Ketika hati ini mulai diliputi keraguan? Engkau yang bersemanyam dalam ruang senja. Bergulir, berlari mengejar waktu. Aku masih disini. Ketika semua orang mulai berlari. Ketika semua sahabat mulai beranjak kaki.

Nyanyian binatang malam yang selalu menghiburku di Puncak semeru. Yang lama kurindu. Gadis yang mulai berjalan. Tinggalkan tanya yang harus terbuang begitu saja. Engkau yang sendiri diantara kelam kabut. Mencoba torehkan memori yang akan selalu tengiang dalam gema semesta.

Lorong gedung yang selalu mendakwaku. Tembok dinding yang selalu menghujatku. Kebodohan dan ketidaktahuan yang membuatku terjatuh. tersimpung dipangkuan pertiwi. Ingatkan sebuah pengorbanan sahabat yang tekapar ditiang keabadian? Aku tidak bisa berpikir sampai kesitu.

Selaksa kata yang tercurahkan dalam lembar ini. Takkan mewakili setiap keinginan di hati. Rasa yang tersayat, teriris oleh tajam kibasan sayap malaikat. Takkan mungkin membawaku terbang tinggi. Tetes darah di peraduan yang menangis. Gulirkan air mataku yang mungkin sudah habis.

Urai rambut gadis yang terjuntai. Lambaikan tangan ke rembulan. Rembulanpun menangis, ketika harus sadar bahwa setiap keinginan adalah sebuah perjuangan. Dan etiap perjuangan akan selalu berhadapan dengan kenyataan/ Pahit. Manis yang kadang diharap hilang bersama bising rintik hujan.

Engkau yang tersendiri. Bergelayut dengan renung jiwa. Rongga dada yang sesak dengan asap serutu kebohongan diri. Gulirkan aku dari singgasana nurani. Aku yang mencoba gapai selendang jingga. Tercabik waktu yang menusukku. Sejenak singgah di dahan ranting kering. Yang berjatuhan bersama daun layu.

Setapak yang berdebu. Sisakan bekas yang sebentar hilang. Engkau yang tersenyum bersama rembulan. Berikan aku kesejukan tertahan.

aQ Rindu Dia

kala sang alam mulai terlelap,
hening tiada terucap suatu kata.
hanya dapat memandang jauh keatas sana,
membuat membuat rindu ini smakin merona.
kutermangu dalam kesunyian,
tenggelam dalam kebisuan.
hanya hembusan angin malam yang berikan ketenangan,
ketika parasmu jelas tergambar di pelupuk mata.
ingin kurengkuh sosok bayangmu,
namun bayangan hanyalah bayangan.
kurasakan kebekuan menyusup setiap jengkal aliran darah,
kuhela nafas panjang tuk redakan segala sesak yang ada,
saat kutatap rembulan,……
hatiku berbisik “aQ Rindu Dia" ,
akankah dia tau aku merindukannya…
tak bisa lagi kutahan jatuh air mata ini,
mengiring kerinduan yang tak tertahan lagi.
dan kembali kuberbisik lirih, dengan kepala tertunduk,
“AKU RINDU DIA, AKU SAYANG DIA”
                              aku sangat merindukannya.

Pagi di Sudut Hidup

Pagi buta aku memandang hamparan pematang hijau…
langkah kaki telanjang muda mudi menerobos dingin fajar…
suara lonceng lembu mengiring geliat hidup
ini kah awal kuterbang…
sementara jauh disana hiruk pikuk kota berdiri menantang…
bagai raja yang tak punya belas kasih
tapi suara canda gadis-gadis desa menyejukkan nurani…
sejenak mendamaikan kalbu
melupakan segala hidup yang tak lagi bersahabat
hingga terdiam
terdiam
terdiam
bagai tak berwarna….
dalam hening kuambil seruling pemberian wisnu
mendendangkan puja-puji hyang agung
tersenyum dalam ketenangan shri rama
menari dalam senyum shri krishna
dan tertidur di pembaringan nirwana