Sabtu, 13 Agustus 2011

Setetes Embun

Walaupun sudah ada segala-galanya.
Apalagi yang tidak ada di surga,
namun Nabi Adam as tetap merindukan Siti Hawa.
Kepada wanitalah lelaki memanggil Ibu, Isteri atau Puteri.
Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki.
Tetapi kalau lelaki sendiri yang tidak lurus,
tidak mungkin mampu hendak meluruskan mereka.
Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.
Luruskanlah wanita dengan cara petunjuk Allah,
karena mereka diciptakan begitu rupa oleh Dia.
Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya.
JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA,
NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR
JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN,
NANTI MEREKA SEMAKIN MENDERITA

Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Kenalkan mereka kepada Allah, Zat yang Kekal,
Disitulah kuncinya.

AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU
HATI SERAPUH KACA, KUATKAN DENGAN IMAN
PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK

Suburkanlah mereka
karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Tuhan.
Akan terhibur dan berbahagialah mereka.
Walaupun tidak jadi ratu cantik dunia, Presiden ataupun Perdana Menteri Negara
Atau Woman Gladiator.
Bisikkan ke telinga mereka bahwa Kelembutan Bukan Suatu Kelemahan.
Sebaliknya disitulah mereka kasih sayang Tuhan, karena
Rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkan
Lelaki-lelaki wajah : Negarawan, Karyawan, Jutawan dan wan-wan lain.
Tidak akan lahir Superman tanpa Supewoman.
Wanita yang lupa akan hakikat kejadiannya,
pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan.

Tanpa ilmu, iman dan akhlak bukan saja tidak bisa diluruskan.
Bahkan mereka pula bisa membengkokkan.
LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUAN
DARIPADA PEREMPUAN YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKI
SEBODOH-BODOH PEREMPUAN PUN BISA MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAI LELAKI

Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal Tuhan.
Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki.
Kini, bukan saja banyak Boss telah kehilangan sekretarisnya,
Bahkan anakpun akan kehilangan Ibu,
suami kehilangan isteri,
Dan bapak akan kehilangan Puteri.
Bila wanita durhaka, dunia akan huru-hara.
Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, limpa dan hati.
Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan.
Tapi binalah kepemimpinan.
Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah,
Pimpinlah diri sendiri dahulu kepada-Nya.
Jinakkan diri dengan Allah,
niscaya jinaklah segala-galanya di bawah pimpinan kita.
JANGAN MENGHARAP ISTERI SEPERTI SITI FATIMAH,
KALAU PRIBADI BELUM LAGI SEPERTI SAYYIDINA ALI

Dimanakah Sang Cinta itu Kini Berada ???


Mereka semua berdatangan
Mereka mencoba membuatku tertawa
Mereka mengajakku bermain

Sebagian bermain untuk bersenang-senang dan
Sebagian untuk dikenang
Dan kemudian mereka pergi
Meninggalkan aku di tengah reruntuhan
permainan

Tanpa tahu yang mana harus dikenang dan
Yang mana untuk sekadar bersenang-senang dan
Meninggalkan aku dengan gema dari
Tawa yang bukan milikku

Lalu datanglah kau
Dengan caramu yang lucu
Tidak seperti orang lain

Dan kau membuatku menangis tersedu sedan
Dan tampaknya kau tidak peduli meski aku menangis
Kau bilang permainan sudah selesai
Dan menunggu
Sampai seluruh air mataku berubah menjadi ….
Kebahagiaan


[Kiriman pos setahun lalu saya menerima selembar kertas bekas diremas dan terkena noda air yang ditulisi dengan spidol biru--Untuk Torey dengan penuh 'Cinta' ]


Torey hayden seorang guru dengan bekal kesabaran dan kasih yang mendalam berjuang di ruang kelas mengajar seorang murid. Anak gadis berusia 6 tahun yang baru saja membakar anak lelaki berusia 3 th sampai nyaris mati. Menderita problem emosional parah namun ber IQ 180. Dia tak pernah menangis, baik disaat sedih, marah maupun kesakitan. Dia agresif, membangkang dan destruktif Mungkin karena sang ibu meninggalkannya dijalanan saat berumur 4 tahun, mungkin karena ayahnya pemabuk dan tak mampu memberinya pengasuhan yang layak. Mungkin karena dia memang tak tahu bagaimana membuat orang lain mencintainya.


Kisah nyata yang mampu mengacak emosi …….
Dengan sentuhan2 ketulusan dan aura kepekatan cinta yang dalam.
Cinta yang hanya cukup dengan Cinta.

Cinta yang memberi dengan keikhlasan ……
Untuk orang yang dicintainya bisa berekspresi secara wajar.
Cinta yang hanya bisa dirasa dengan Cinta.
Cinta dalam kesabaran yang tak putus ……..
Untuk sekadar mengajarkan sang anak mengerti dirinya
Cinta yang hanya bisa dibasuh dengan Cinta.

Cinta dalam lautan pengorbanan ………
Untuk merubah airmata menjadi kebahagiaan
Cinta yang hanya bisa diganti dengan Cinta.

Hanya waktu lah yang bisa menutup luka hati….
Hanya cinta lah yang dapat membasuh luka batin ….
Hanya kasih sayang lah yang sanggup mengobati luka nurani.


Dengan mencintai profesinya, Torey tampil utuh mencoba mengerti permasalahan anak2 muridnya. Kapan disaat harus marah, kapan disaat harus tegas, kapan disaat harus berkorban, kapan disaat harus menunjukan perhatian, kapan disaat harus meninggalkan mereka, kapan disaat mereka harus berusaha sendiri, kapan disaat harus menolong diri mereka sendiri... juga ...

kapan mengajarkan anak2 belajar bagaimana agar orang lain mencintainya.


Merubah anak yang dekstruktif memang tidak mudah,
Merubah anak yang tidak bisa menangis tidak lah gampang,
Merubah anak yang tidak mau menulis tidak lah sepele,
Merubah anak yang bau ompol dan berambut kusut bukan lah basa basi
Merubah anak dengan trauma diperkosa pamannya,
Sungguh ...... pekerjaan yang ruarr biasa !!

Menjadi gadis kecil yg cantik dg pita dirambut pirangnya,
Menjadi gadis kecil yg lincah di atas panggung pentas sekolah,
Menjadi gadis kecil yg bisa meneteskan air mata,
Menjadi gadis kecil yg bisa dicintai teman-temannya,
Menjadi gadis kecil yg bisa menulis puisi cinta untuk gurunya,
Dari seorang anak yg distempel “Penjahat” oleh lingkungannya,
Sungguh.....sebuah perjuangan batin yang mengharukan untuk anak seusianya.

Andaikan...
Andaikan....
Para pengajar kita mempunyai kekuatan cinta dan bekal kesabaran seper ti Torey.
Anak-anak kita pun akan dibekali cinta dalam hidupnya.
Cinta yang mampu memilah perbuatan yang benar atau salah.
Cinta yang mampu menolak budaya hedonis,
Cinta yang mampu meredam gemerlap dunia yang menyilaukan
Cinta yang mampu membawa kepada cahaya kebenaran-Nya.
Sebuah Utopia .....

Dimana sang cinta itu kini berada ?

Terlena dalam pelukan Bumi kah,
Atau tertidur lelap di kaki Sang Langit.